DEWI
Kelahiran dan Masa Kecilku
Terlahir di sebuah desa di
daerah Kalimantan Barat 22 tahun yang lalu, aku diberi nama Dewi. Nama yang
sangat singkat, tapi pengalaman ku selama 22 tahun tidak pernah sesingkat
namaku. Aku memiliki seorang sepupu perempuan, yang seperti saudara kembar ku,
hanya saja kami terlahir dari orang tua yang berbeda. Aku dan – Susi nama
nya- terlahir di hari yang sama, tahun
yang sama, dan tempat yang sama, kami hanya beberapa menit berbeda jam
kelahiran.
Sempat menjadi anak bungsu
selama 10 tahun, aku merasa menjadi anak kesayangan, apalagi ketiga kakak ku
adalah laki-laki semua, sudah tentu mereka banyak mengalah padaku. Tapi tidak
dengan kakak ketiga ku, dulu sewaktu kecil aku sering sekali menangis karena
keisengan nya. Sempat suatu kali, kami bertengkar karena berebut makanan, dan
saat aku mendapat bagian yang lebih banyak, ia melempar ku dengan sebuah
kaleng, dan tepat mengenai kepalaku hingga kepalaku banyak mengeluarkan darah.
Tapi yah kami hanya bertengkar seperti anak-anak umumnya, yang setelah menangis
yah tertawa lagi.
Saat kecil kakak pertama ku
tidak tumbuh besar bersama ku, ia tinggal dengan nenek ku di Kalimantan, dan
jadilah aku dirumah dengan kedua kakak ku saja. Sewaktu kecil, aku ingat, mama
beberapa kali merayakan hari ulang tahun ku dengan mengundang beberapa saudara
dan tetangga. Aku juga pernah ulang tahun bersama dengan Susi- sepupuku.
Masa Sekolahku
Aku menghabiskan masa TK ku di
sebuah sekolah swasta yang memiliki jenjang pendidikan sampai tingkat SMA, aku
di sana sampai kelas 3 SD, karena tepat ketika akan naik ke kelas 4 ada tragedy
kerusuhan 1998, maka aku dan keluarga besarku pulang ke Kalimantan. Ketika
kembali ke Jakarta, aku masuk ke sebuah sekolah SD Negeri.
Pengalaman paling menyedihkan
sekaligus paling indah adalah saat aku duduk di kelas 4 sampai 6 SD, di sebuah
sekolah negeri yang rata-rata siswa nya adalah pribumi. Awal-awal belajar
disana hampir setiap hari aku menangis karena diejek dan diusili. Bahkan aku
pernah menangis sampai pulang ke rumah. Tetapi bertahan dan mencoba untuk lebih
kuat setiap hari nya, membuat aku mampu masuk ke dalam lingkungan mereka, dan
berteman sangat baik dengan mereka. Ternyata, mereka adalah teman yang sangat
baik. Kami selalu istirahat bersama, bermain bersama, ekskul bersama, dan walau
kami sekolah hanya setengah hari, kami bersama hampir selama seharian. Aku
ingat bahwa jam masuk sekolah adalah siang hari saat aku kelas 4 SD, dan setiap
pagi kami akan berkumpul di rumah seorang teman, bermain dan mengerjakan tugas
bersama, lalu berangkat bersama-sama ke sekolah. Pada saat kelas 5 dan 6 kami
masuk pagi, maka sepulang sekolah kami akan bermain di rumah salah satu dari
kami secara berganti-gantian setiap harinya. Kami berjalan kaki, merujak, berjalan
di sawah, memanjat pohon, bermain petak umpet, bermain galaxy, dan banyak
permaina daerah lainnya, kami sekitar ber-8.
Selesai dari masa SD ku, aku
menghabiskan masa SMP dan SMA ku di sekolah swasta tempat aku TK dulu. Beberapa
orang sudah aku kenal karena kami sempat SD bersama selama 3 tahun. Aku cukup
baik dalam bidang akademis, saat SD aku selalu menempati peringkat 3 atau 2,
lalu saat SMP dan SMA selama 6 tahun berturut-turut aku berhasil menempati peringkat
1 juara kelas, dan karena hal ini jga, aku mendapat beasiswa setiap
semesternya. Selama SMP dan SMA aku mulai jarang bermain, aku lebih senang
belajar dirumah. Tetapi aku mulai mengenal kegiatan berorganisasi, aku masuk
dalam keanggotaan OSIS. Jabatan bukanlah yang terpenting, tapi pengalaman dan
pembelajaran yang aku dapatkanlah yang terpenting. Saat SMA aku berhasil
mencapai jabatan tertinggi organisasi di sekolah yaitu ketua OSIS. Beberapa hal
aku akui, jika aku kenang lagi banyak kekurangan selama aku menjabat, banyak
hal yang harusnya dulu bisa aku lakukan lebih baik lagi. Tapi aku tetap bersyukur
atas semua yang aku dapatkan dan yang aku lalui. Semua nya menjadi harta yang
sangat berarti bagiku.
Adikku
Aku sempat merengek pada orang
tua ku, karena aku ingin memiliki seorang adik perempuan, namun beberapa waktu
kemudian Tuhan mengabulkan keinginanku, aku mendapat seorang adik perempuan
disaat usia ku 10 tahun.
Walau kami berbeda 10 tahun,
bukan berarti kami saling memahami, terkadang juga kami bertengkar, mungkin
bukan bertengkar karena sama-sama egois, tetapi karena aku menyayangi nya dan
terkadang aku akan marah bila aku merasa dia melakukan suatu kesalahan atau
suatu hal yang seharusnya tidak dilakukannya.
Tetapi karena dia masih
anak-anak, anak yang keras kepala, yang tetap akan bertahan pada keinginannya,
maka terkadang kami akan sedikit beradu argument. Aku memang jarang melarangnya
mengeluarkan argument, aku pun tidak berusaha menjadikannya anak penurut yang
tidak bisa mengemukakan keinginan nya sendiri, karena itu terkadang dia menjadi
anak yang –ngeyel-, tetapi aku tetap berusaha menjaga kebebasannya.
Masa Mandiriku
Saat lulus dari SMA, aku
berencana untuk meneruskan ke bangku kuliah, namun karena beberapa alasan,
akhirnya aku memutuskan untuk bekerja. Aku bekerja selama 3 tahun, dan masih
bekerja hingga saat ini saat aku duduk di semester 3 masa perkuliahan ku.
Memang benar semua nya berawal
dari niat, harapan, dan keingina. Kuliah adalah keinginan ku, dan sekarang
Tuhan memberikan aku kesempatan untuk mewujudkan keinginanku. Bahkan Tuhan
mempercayaiku untuk kuliah dengan penghasilanku sendiri.
Semoga aku bisa terus mandiri
dan mendapat kepercayaan dari Tuhan untuk berhasil dan membalas jasa besar
kedua orang tua dan keluargaku.