Sabtu, 11 Mei 2013

Ola..la part10



Daniel

          Daniel gelisah memandangi sebuah layar di ruang kerjanya. Sudah sejak masuk ke ruangan kerja nya, Daniel sesekali melihat ke arah layar itu. Di layar itu, memperlihatkan sebuah meja kerja seseorang. Yah, sejak hari pertama Daniel bertemu Ola di trotoar depan kantor, dan Ola bilang dia bekerja di bidang jurnalistik, Daniel langsung berpikir apakah mungkin Ola adalah salah satu karyawannya saat ini. Kemarin Daniel sudah mengecek daftar nama karyawan baru selama 3 bulan terakhir, dan nama Ola ada disana, Yolla Yulista. Nama yang pertama kali dia dengar saat keberangkatannya ke Prancis. Daniel mencocokan alamat nya, dan dia yakin itu Ola. Ola yang selama ini dia rindukan, Ola  yang selama ini fotonya menjadi wallpaper laptop dan handphone nya.

          Saat sudah memastikan Ola keluar kantor kemarin, Daniel langsung memerintahkan staff IT nya memasang sebuah kamera cctv yang menyorot meja kerja Ola, dan kini layar monitor itu terus menyita perhatian Daniel.

          Selama ini Daniel terus memikirkan Ola, semenjak perpisahan mereka saat mengantar Ola ke rumahnya sepulang dari Prancis, Daniel terus-menerus berharap bertemu Ola lagi. Rasa rindu nya selalu bersaing dengan rasa takutnya. Rasa takut akan kekecewaan yang pernah di alami nya.

          Berkali-kali Daniel berusaha melupakan Ola, bahakan ia memutuskan mengurus bisnis nya di Singapore agar dia bisa melupakan Ola. Tiga bulan, Daniel rasa cukup untuk meninggalkan pekerjaan nya di Jakarta, dan kini saat ia ingin menghapus Ola dari pikirannya, wanita itu datang berada tepat di depan matanya, di sekitarnya.
         
          Kini Daniel bisa melihat Ola setiap hari melalui cctv, tapi hari ini, hari pertama Daniel seharusnya memndang Ola seharian, Daniel malah mendapati meja kerja Ola kosong.

Tookk,,,took,,

“Masuk.”

“Kak Daniel, aku senang aku sudah pulang dari Singapore.”
“Ah, iyah, baru 2 hari Danita, aku baru mengecek beberapa pekerjaan, bagaimana selama 3 bulan ini?”

‘Aku pikir kau akan merindukan aku karena 3 bulan tidak bertemu, atau paling tidak kau akan mengajak aku makan malam karena sudah merepotkan ku selama 3 bulan ini.”

“Maafkan aku Nita, keputusan yang mendadak.”
Daniel kembali melihat ke arah layar perekam cctv.

“Oh, jadi mulai memata-matai staff editor??” Danita tersenyum ke arah kakak nya, menyadari apa yang sedang dilihat oleh kakaknya.

“Kau harus menunggu sampai sekitar jam istirahat, dan kau bisa melihat apa yang ingin kau lihat.” Danita mengedipkan sebelah mata nya.

“Ya ampun Nita, kau yang merencanakan nya?”

“Kau terlalu lambat kak.”
Danita mulai berjalan ke arah sofa, yang akhirnya diikuti oleh Daniel.

“Sejak kau pulang dari Prancis, aku tahu ada sesuatu yang berbeda. Tanpa sengaja aku melihat foto seorang wanita di laptop mu, tidak biasanya. Aku mencari tahu, dan ternyata itu adalah Yolla Yulista, pemenang liburan yang sama denganmu. Awalnya aku pikir kau hanya jatuh cinta sesaat, seperti yang sudah-sudah. Tetapi keputusanmu ke Singapore meyakinkanku, kau bermasalah kak.”

“Aku memang ke Singapore untuk membuang perasaan ini.” Daniel menunduk menunjukkan ekspresi dingin nya.

“Kak, mungkin seorang wanita memang bisa menyakiti seorang pria, tetapi tidak semua wanita. Biarkan Cecil menjadi masa lalu mu, dan jangan biarkan dia merusak masa depanmu.”

“Nita, rasanya sangat  sulit.”

“Kau harus bisa melupakan rasa itu kak. Ola cukup baik, aku membuatnya melalui masa percobaan selama 3 bulan, sekaligus membuatnya lolos sebagai calon pasanganmu. Kau pikir Ola melamar kerja disini? Aku yang mengkondisikan nya, aku gak mungkin membiarkan kakakku jatuh cinta pada orang yang salah. Aku membayar seseorang dikampus Ola yang akhirnya membuat surat lamaran kerja Ola terkirim ke sini. Aku membawahinya secara langsung, menempatkannya di divisiku, dan terus memantau kepribadiannya baik di kantor maupun di kampus.Dia baik.”

“Nita, apa yang kau lakukan. Kau bermaksud sengaja menghadirkannya dalam hidupku?”

“Dia hadir sendiri dalam hidupmu kak. Aku hanya menilai nya, dan bila dia tidak lolos dalam penilaianku, mungkin aku akan memecatnya setelah 3 bulan masa percobaan, dan kau tidak akan bertemu dengannya di kantor ini.”

“Tetap rahasiakan keberadaanku di perusahaan ini, dia hanya tau aku adalah seorang pegawai biasa, dan aku lebih suka seperti itu.”

“Terserah padamu, aku hanya akan membantu bila diminta, sementara itu aku rasa peranku sudah cukup sampai disini, sisanya silahkan kakak berjuang sendiri.”

Danita melangkah keluar ruangan CEO Dan’s Adv, Daniel kakaknya, orang yang paling disayanginya, semenjak orang tua mereka meninggal, Daniel yang merawat dan menjaganya. Kini Danita pun ingin melihat kakaknya bahagia.






0 komentar:

Posting Komentar

 

De_windows © 2008. Template Design By: SkinCorner