Daniel
Daniel gelisah
memandangi sebuah layar di ruang kerjanya. Sudah sejak masuk ke ruangan kerja
nya, Daniel sesekali melihat ke arah layar itu. Di layar itu, memperlihatkan
sebuah meja kerja seseorang. Yah, sejak hari pertama Daniel bertemu Ola di
trotoar depan kantor, dan Ola bilang dia bekerja di bidang jurnalistik, Daniel
langsung berpikir apakah mungkin Ola adalah salah satu karyawannya saat ini. Kemarin
Daniel sudah mengecek daftar nama karyawan baru selama 3 bulan terakhir, dan
nama Ola ada disana, Yolla Yulista. Nama yang pertama kali dia dengar saat
keberangkatannya ke Prancis. Daniel mencocokan alamat nya, dan dia yakin itu
Ola. Ola yang selama ini dia rindukan, Ola
yang selama ini fotonya menjadi wallpaper laptop dan handphone nya.
Saat sudah
memastikan Ola keluar kantor kemarin, Daniel langsung memerintahkan staff IT
nya memasang sebuah kamera cctv yang menyorot meja kerja Ola, dan kini layar
monitor itu terus menyita perhatian Daniel.
Selama ini Daniel
terus memikirkan Ola, semenjak perpisahan mereka saat mengantar Ola ke rumahnya
sepulang dari Prancis, Daniel terus-menerus berharap bertemu Ola lagi. Rasa
rindu nya selalu bersaing dengan rasa takutnya. Rasa takut akan kekecewaan yang
pernah di alami nya.
Berkali-kali
Daniel berusaha melupakan Ola, bahakan ia memutuskan mengurus bisnis nya di
Singapore agar dia bisa melupakan Ola. Tiga bulan, Daniel rasa cukup untuk
meninggalkan pekerjaan nya di Jakarta, dan kini saat ia ingin menghapus Ola
dari pikirannya, wanita itu datang berada tepat di depan matanya, di sekitarnya.
Kini Daniel bisa
melihat Ola setiap hari melalui cctv, tapi hari ini, hari pertama Daniel
seharusnya memndang Ola seharian, Daniel malah mendapati meja kerja Ola kosong.
Tookk,,,took,,
“Masuk.”
“Kak Daniel, aku senang aku sudah pulang dari Singapore.”
“Ah, iyah, baru 2 hari Danita, aku baru mengecek beberapa
pekerjaan, bagaimana selama 3 bulan ini?”
‘Aku pikir kau akan merindukan aku karena 3 bulan tidak bertemu,
atau paling tidak kau akan mengajak aku makan malam karena sudah merepotkan ku
selama 3 bulan ini.”
“Maafkan aku Nita, keputusan yang mendadak.”
Daniel kembali melihat ke arah layar perekam cctv.
“Oh, jadi mulai memata-matai staff editor??” Danita tersenyum ke
arah kakak nya, menyadari apa yang sedang dilihat oleh kakaknya.
“Kau harus menunggu sampai sekitar jam istirahat, dan kau bisa
melihat apa yang ingin kau lihat.” Danita mengedipkan sebelah mata nya.
“Ya ampun Nita, kau yang merencanakan nya?”
“Kau terlalu lambat kak.”
Danita mulai berjalan ke arah sofa, yang akhirnya diikuti oleh
Daniel.
“Sejak kau pulang dari Prancis, aku tahu ada sesuatu yang
berbeda. Tanpa sengaja aku melihat foto seorang wanita di laptop mu, tidak
biasanya. Aku mencari tahu, dan ternyata itu adalah Yolla Yulista, pemenang
liburan yang sama denganmu. Awalnya aku pikir kau hanya jatuh cinta sesaat,
seperti yang sudah-sudah. Tetapi keputusanmu ke Singapore meyakinkanku, kau
bermasalah kak.”
“Aku memang ke Singapore untuk membuang perasaan ini.” Daniel
menunduk menunjukkan ekspresi dingin nya.
“Kak, mungkin seorang wanita memang bisa menyakiti seorang pria,
tetapi tidak semua wanita. Biarkan Cecil menjadi masa lalu mu, dan jangan
biarkan dia merusak masa depanmu.”
“Nita, rasanya sangat
sulit.”
“Kau harus bisa melupakan rasa itu kak. Ola cukup baik, aku
membuatnya melalui masa percobaan selama 3 bulan, sekaligus membuatnya lolos
sebagai calon pasanganmu. Kau pikir Ola melamar kerja disini? Aku yang
mengkondisikan nya, aku gak mungkin membiarkan kakakku jatuh cinta pada orang
yang salah. Aku membayar seseorang dikampus Ola yang akhirnya membuat surat
lamaran kerja Ola terkirim ke sini. Aku membawahinya secara langsung,
menempatkannya di divisiku, dan terus memantau kepribadiannya baik di kantor
maupun di kampus.Dia baik.”
“Nita, apa yang kau lakukan. Kau bermaksud sengaja
menghadirkannya dalam hidupku?”
“Dia hadir sendiri dalam hidupmu kak. Aku hanya menilai nya, dan
bila dia tidak lolos dalam penilaianku, mungkin aku akan memecatnya setelah 3
bulan masa percobaan, dan kau tidak akan bertemu dengannya di kantor ini.”
“Tetap rahasiakan keberadaanku di perusahaan ini, dia hanya tau
aku adalah seorang pegawai biasa, dan aku lebih suka seperti itu.”
“Terserah padamu, aku hanya akan membantu bila diminta,
sementara itu aku rasa peranku sudah cukup sampai disini, sisanya silahkan
kakak berjuang sendiri.”
Danita melangkah keluar ruangan CEO Dan’s Adv, Daniel kakaknya,
orang yang paling disayanginya, semenjak orang tua mereka meninggal, Daniel
yang merawat dan menjaganya. Kini Danita pun ingin melihat kakaknya bahagia.
0 komentar:
Posting Komentar