Sabtu, 11 Mei 2013

Ola..la part7



Teman baruku dan Pekerjaan baruku

          2 bulan berlalu dan aku masih berkutat dengan bolak-balik ke kantor pos untuk mengirim lamaran kerja. Laptopku juga seperti memasang layar protes karena jenuh melihat wajahku selalu di depannya. Aku membuka berbagai situs yang menyediakan iklan lowongan kerja, yah walau kadang-kadang jari ini suka tidak bersahabat dan membuat nyasar ke situs-situs penjualan online.
         
          “Sabar-sabar, belum punya gaji, mau hutang belum tau kapan bisa bayarnya. No online and offline shopping”. Jika sudah membaca mantra ini, jariku akan sedikit bertobat dan kembali mengetik situs-situs yang mudah-mudahan bisa memberikan aku penghasilan secepatnya.
         
          Berbagai foto dengan berbagai pose terbaikku aku siapkan, untuk melengkapi syarat-syarat apply secara online. Termasuk foto-foto ku di Prancis, karena biasanya mereka akan meminta foto terbaru, dan foto-fotoku di Prancis adalah foto ku yang paling baru.
         
          Jika sedang memilah milih foto, foto si jelek tamu tak di undang sering menampakkan diri. Entah kenapa setiap kali aku melihat fotonya, sudut bibir ku akan ketarik dan pertunjukan gigi kuning dimulai. Ada beberapa fotonya yang aku ambil candid,mulai dari yang dia tersenyum, manyun, melotot, teriak, dan ada juga gaya serius nya. Hampir semua hasil fotonya jelek, ga tau kameranya yang jelek, atau memang dasarnya dia yang jelek. Yang pasti ga mungkin si pengambil gambar yang jelek atau kurang handal. ^^

          Sudah sejak Daniel mengantarkanku pulang dari bandara, kami sama sekali tidak pernah berkomunikasi. Aku juga tidak tahu kemana harus menghubungi dia untuk sekedar membayar hutangku. Tetapikan dia bisa mencari aku ke rumah.

-------------------##

          we are never ever getting back together, you talk to your friend, talk to my friend, talk to…. “Halloo?”

“Hallo, Yolla…….. kemana aja ga pernah ngampus???”

“Eh Dono, ga ngampus ga berarti sakit telinga. Pelan bisa kan bicaranya. Iyah nih, lagi butuh suntikan dana Don. Lagi nyari kerja, lagipula ini kan baru minggu pertama masuk, pasti baru pengenalan materi dan dosen.”

“Yup, betul, tenang aja Olala, belum ada tugas apapun, jadi ga perlu khawatir. Tapi yang satu ini, kamu mesti tahu, ada mahasiswi baru di kelas.”

“Terus kenapa kalau ada mahasiswi baru? Takut ga kebagian tempat duduk? Dan Dono, yang satu ini kamu juga mesti tahu, jangan panggil aku Olala!”

“Yah siapa yang duluan mulai? Nama Dony Camryn Arielta. Bagian mana yang ada Dono nya?? Ada banyak pilihan, bisa Dony, Cam juga boleh, Ari juga oke, kenapa malah milih Dono sih?? Anak baru ini…..swwweeeettt banget Ola.”

“Sweet nya kamu aku udah tahu kok. Ga bikin penasaran, udah yah Don, ngantuk nih.”

“Eh, Ola, ini siang, masa ngantuk??”

“Ngantuk ngedengerin suara bebek berkicau.”

Tuuuttt..tuuuuttt…. Pasti begitu bunyi hape Dony. Aku putus teleponnya tanpa basa-basi lagi.
Dony, sahabat kuliahku, sekaligus kakak bagiku di tempat kuliah. Bank berjalan untukku, tapi akulah suplier tugas untuknya. Ini namanya simbiosis mutualisme.
----------##

“Hai, Tasya.”

Sebuah tangan terulur ke arahku, dan mengajak tanganku untuk membalasnya.

“Ola.” Aku menyeringai bingung, jadi ini Tasya yang selalu mengganggu tidurku. Selalu datang nama nya setiap aku mau menutup mata untuk tidur, bahkan kadang namanya membangunkanku di tengah malam saat aku sudah ke alam lain.
Ya ampun, Dony benar-benar kelewatan, sindrom kasmaran stadium akhir. Selalu aja telepon, sebelum aku tidur, pas aku tidur, bahkan saat aku di kamar mandi masih dipaksa untuk tetap mendengarkan dia menyebut nama Tasya.

“Dony banyak cerita tentang kamu Ola, tapi baru sekarang yah kita bisa ketemu. Katanya kamu lagi sibuk cari kerja?”

“Ah, iyah Tasya. Jadi malu, Dono cerita apa saja ke kamu tentang aku?”
Dan sebuah sikut terdampar di pingganggku, diiringi bisikan misterius “Dony, Ola please stop panggil aku Dono apalagi di depan Tasya!” Aku meringis kesakitan.

“Cerita yang baik-baik. Dony bilang kamu kerja sambil kuliah, dan sekarang lagi mau cari tempat kerja baru. Doni juga bilang kalian dekat sejak awal masuk kuliah, dan seperti kakak adik.”

“ah syukur.Iyah, kita ga lebih dari kakak adik. Yaudah Tasya yuk masuk kelas.”

Aku dan Tasya duduk bersebelahan, tentu saja dengan Dony di sisi lain Tasya. Tasya lebih banyak diam memperhatikan penjelasan dosen, aku lebih banyak membuka smartphoneku, tapi yang sebenarnya kurang smart karena lemotnya saat akses internet, aku masih harus cari-cari lowongan. Dan Dony, sudah dipastikan, dia harus pilih antara pakai kacamata kuda atau ga lulus semester ini, matanya selalu melirik ke arah kiri, Tasya.
-------###

“ Ola, aku boleh yah sering-sering main ke rumah kamu, sepertinya aku butuh banget teman belajar. Kamu tahu kan kalau belajar bareng Dony pasti sambungannya jadi Tulalit…Tulalit….”
 Aku dan Tasya tertawa bersamaan mendengar lelucon Tasya, setelah beberapa lama kami sering menghabiskan waktu bersama, sepertinya virus ceplas-ceplosku telah menular kepadanya.

“Boleh aja Sya, tapi aku harus cari kerja dulu, nah nanti jam belajarnya tinggal kita cocokin aja sama jam kerja aku.”

“Kamu masih belum dapet kerja La??”
Aku menggeleng menjawab pertanyaan Tasya, lalu aku melangkah duluan mendahului Tasya dan Dony, tanganku melambai ke arah mereka, dan aku mempercepat langkahku.

Sudah hampir 4 bulan aku masih belum bekerja, bukannya tidak ada panggilan, tapi beberapa psikotest tidak bisa aku lewati, beberapa tes wawancara yang ingin nilai plus dalam bahasa Inggris membuat aku menyerah, dan ada beberapa lowongan yang tidak aku penuhi spesifikasi persyaratannya. Perusahaan-perusahaan memang sangat berkuasa, mereka bisa dengan mudah memasang syarat yang membuat pelamar kerja harus membuat dirinya berkualitas. Karena kenyataan menunjukan jumlah lapangan pekerjaan jauh sangat sedikit dibandingkan jumlah pelamar kerja nya, jadi siapa yang berkompeten mereka yang lebih berpeluang.

Aku ada panggilan psikotest hari ini, makanya aku pulang terburu-buru meninggalkan Dony dan Tasya. Aku melangkah melewati gerbang kampus, dan langsung naik angkutan umum yang selalu setia menunggu di depan gerbang sekaligus membuat jalanan macet. Setelah mendapat beberapa penumpang lainnya, angkutan umum mulai berjalan. Turun dari angkutan umum aku menyetop sebuah taksi, dan mulai menyebutkan nama sebuah gedung di daerah Sudirman.

“Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?”
Seorang security menghampiriku yang sedang sibuk membaca pembagian lantai di gedung ini “Selamat siang, saya ada panggilan kerja di Dan’s Adv, saya agak lupa lantai berapa yang mereka sebutkan.”
“Oh, Dan’s ada di lantai 3 - 9, ada resepsionis di lantai 3, sebaiknya anda ke lantai 3 dahulu.”
“Oh iyah, terima kasih pak.” Aku memberikan senyuman untuk security tersebut, dan mulai berjalan ke arah lift. Beberapa saat menunggu dan pintu lift terbuka. Aku masuk dan menekan tombol 3.

“Selamat siang, saya ada panggilan psikotest hari ini, dimana  tempat psikotestnya?”
“Maaf dengan ibu siapa?”
“Ola, Yola Yulista.”
“Baik ditunggu sebentar ibu.”
Aku langsung menghampiri meja resepsionis yang ada di dekat pintu lift. Dan sekarang seorang wanita cantik berkulit putih dan pakaian kerja yang kasual sedang sibuk menelepon seseorang dan sesekali menyebutkan namaku.

“Ibu Yola, anda bisa naik ke lantai 4 lalu bertemu dengan ibu Danita.”
“Oh baik, terima kasih.”

Aku berjalan menuju tangga darurat dan naik tangga ke lantai 4, sudah kebiasaanku bila hanya naik 1 tingkat aku akan menggunakan tangga, ini termasuk olahraga murah.

Seorang wanita cantik, terlihat seusiaku, terawat dan berwibawa cara bicaranya. Ia menunjukkan jalan kesebuah ruangan, dan ada beberapa orang didalamnya, terlihat bersiap-siap untuk mulai mengerjakan soal test. “Anda sedikit terlambat, tetapi masih belum terlalu terlambat, semoga sukses.”
Wanita itu menutup pintu ruangan setelah aku masuk, dan ia pergi meninggalkan ruangan. Aku mengambil sebuah tempat dan mulai mengerjakan soal-soal.
_________________###

“Dia sudah disini Tasya, dan setelah ini kamu harus tetap menjaga pertemanan dengannya, dan bersikap seolah-olah senang dan kamu tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang dia dapat.”

“Tenang ka’Danita, Ola memang sudah benar-benar menjadi teman bagiku, semoga dia betah di Dan’s.”

Ola, apa yang menjadi kelebihanmu, aku penasaran, seperti apa orang yang sudah berhasil membuat kakakku merasa takut pada perasaannya sendiri.
___________________###

Wow, hari keberuntunganku. Aku lolos psikotest, langsung mengikuti sesi wawancara, dan aku diterima. Aku akan masuk kerja 3 hari lagi, dan aku harus mengabari ka’ Yordanio.

“Malam kak, Ola punya kabar baik hari ini, Ola diterima kerja di sebuah perusahaan advertising k’.”
“Wah, selamat Ola, semoga lingkungan kerja nya menyenangkan.”
“Beberapa terlihat ramah, tapi mereka punya 7 lantai, dan aku baru masuk 1 lantai. Aku akan jadi staff editor  kak.”
“Kuliah kamu Ola? Setau kakak editor itu lumayan berat pekerjaannya.”
“Aku sudah bilang tentang kuliah kak, mereka sangat mendukung karyawannya untuk terus meraih gelar pendidikan. Mereka memiliki jam kerja fleksible, dan deadline. Pekerjaan boleh diselesaiikan dirumah, yang penting sesuai batas waktu.”
“Pengalaman baru Ola, kakak dukung kamu.”

Aku bercakap-cakap sebentar tentang kehidupan kakak disana, aku menelepon orang tuaku, dan tentu saja Dony. Aku harus memberi tahu mbok besok pagi.

0 komentar:

Posting Komentar

 

De_windows © 2008. Template Design By: SkinCorner