Kamis, 06 Juni 2013

Pembunuh Cahaya Part 5



Pembunuh Cahaya Part 5

Ingatan Leo melayang kepada kenangannya di masa lalu. Hampir tujuh tahun yang lalu, ketika itu usianya baru dua puluh lima tahun, begitu juga dengan Leanna.

Leanna adalah adik kembarnya, mereka bukan kembar identik, karena itulah mereka berbeda jenis kelamin, dan tidak begitu mirip. Tetapi mereka sama-sama menerima anugerah dari kelebihan fisik kedua orang tua mereka. Leo sangat tampan, dan Leanna begitu cantiknya.

Leo tentu saja sangat menyayangi adiknya, adiknya adalah satu-satunya di keluarganya yang sangat dia sayangi. Sedangkan kedua orang tuanya... bisa dikatakan bahwa hubungan kedua orangtuanya sudah hancur sejak lama, mereka mempertahankan pernikahan hanya demi status di depan orang-orang.

Ibunya sangat sibuk dengan berbagai macam urusannya sebagai istri seorang pejabat kaya. Ayahnya apalagi, lelaki itu memang selalu pulang ke rumah setiap hari, tetapi hampir tidak pernah dekat dengan istri dan anak-anaknya, seperti ada pembatas yang menghalangi cintanya kepada anak-anaknya.

Leo seorang lelaki dan dia tegar, dia sudah terbiasa menghadapi sikap ayahnya yang dingin dan kaku. Sejak kecil dia tidak pernah menerima kasih sayang ayahnya sedikitpun. Pernah Leo di waktu kecil ketika usianya baru tujuh tahun,  berlari gembira, menghampiri ayahnya yang sedang bercakap-cakap dengan rekan sesama pejabatnya, ingin menunjukkan bahwa nilai rapornya bagus, ingin membanggakan diri kepada ayahnya.

Tetapi yang terjadi kemudian sungguh menyakitkan bagi anak sekecil dirinya. Ayahnya mengusirnya pergi dengan kasar mengatakan bahwa Leo mengganggunya. Sejak saat itu Leo kecil menyadari bahwa tidak ada sedikitpun cinta dari ayahnya kepadanya. Sejak saat itu juga, Leo memutuskan tidak akan mengemis cinta dari ayahnya.

Tetapi Leanna berbeda, perempuan itu sangat memuja ayahnya. Sejak kecil dia selalu berusaha menarik perhatian ayahnya meskipun tanpa hasil. Sang ayah tidak pernah peduli kepadanya, seberapa keraspun Leanna mencoba. Cinta seorang anak yang tidak berbalas ternyata menyakitkan bagi Leanna. Dia kemudian menggunakan cara lain untuk menarik perhatian dan kasih sayang ayahnya. Leanna melarikan diri ke dalam pergaulan yang merusak, penuh dengan kebebasan dan obat-obatan terlarang. Dari usaha coba-cobanya untuk mencari perhatian, Leanna pada akhirnya terjerumus, dia tidak bisa melepaskan diri dari obat-obatan. Sampai puncaknya Leanna hamil dan bahkan tidak bisa menyebutkan siapa nama ayah dari anak yang dikandungnya.

Dan bahkan setelah Leanna seperti itupun, sang ayah hanya mengangkat sebelah alis. Dia memberi setumpuk beban kepada Leanna agar menggugurkan kandungannya, menghina Leanna yang tidak bisa menjaga diri, lalu sibuk kembali dengan kesibukan bisnis dan jabatannya.

Lain dengan Leo, dia  marah luar biasa kepada Leanna, dia berteriak kepada Leanna malam itu bahwa usaha Leanna, apapun itu, untuk mencari perhatian sang ayah tidak akan membuahkan hasil. Ayahnya tidak mencintai mereka. Bahkan kalau mereka matipun, mungkin ayahnya tidak akan peduli.

Kata-kata Leo bagai bumerang, tanpa sadar kemarahannya karena emosi dan sedih melihat keadaan adiknya ditelan mentah-mentah oleh Leanna. Leanna sudah putus asa, hancur dan lelah. Dia kemudian berpikir bahwa satu-satunya cara agar sang ayah memperhatikan mereka adalah dengan kematian.

Malam itu juga, Leanna terjun dari balkon kamarnya, menghempaskan diri ke bawah, dalam kondisi hamil.

Leo masih ingat malam itu, ketika dia sedang berjalan ke depan, kemudian tubuh Leanna jatuh di hadapannya. Ayahnya sedang di kantor seperti biasa, dan ibunya sedang liburan ke luar negeri.

Tubuh Leanna jatuh di hadapannya, terbanting begitu saja dan berlumuran darah. Darah yang sangat banyak.
Leo berlari, berteriak-teriak begitupun dengan semua pelayan, meskipun semuanya sudah terlambat. Leana sudah sekarat di sana.

Untunglah ambulance datang dengan cepat, mereka bisa menyelamatkan Leanna, tetapi tidak dengan bayinya, Leanna keguguran dan kehilangan anaknya. Dan benturan keras di kepalanya itu merusak otaknya, membuatnya kehilangan pengelihatannya dan juga membuat kakinya lumpuh selamanya.

Leanna yang ceria, penuh senyum dan manja kepadanya telah tiada. Berganti dengan sosok tubuh adiknya yang kosong dan hampa, yang kadang mengamuk tanpa arah, dan kemudian menangis histeris tanpa diduga.

Leo telah kehilangan adiknya, adik perempuan yang sangat disayanginya.Mereka telah bersama-sama dalam rahim ibunya dan kemudian dilahirkan bersusulan untuk kemudian saling bergantung satu sama lain dengan penuh kasih sayang.

Semua itu dihancurkan oleh sikap ayahnya, yang tidak mempedulikan Leanna. Leanna mencintai dan memuja ayahnya, haus akan kasih sayangnya. Tetapi dia tidak bisa mendapatkannya.

Dan yang lebih menghancurkan bagi Leo, sang ayah bahkan tidak menunjukkan ekspresi dan rasa bersalah atas peristiwa yang menimpa Leanna. Bahkan tidak ada simpati sedikitpun, padahal Leanna adalah darah dagingnya, anaknya sendiri.

Lalu suatu malam, ketika Leo membereskan barang-barang Leanna, dia menemukan sebuah kotak yang disembunyikan di laci paling ujung miliknya.

Leo membukanya dan tertegun. Itu foto-foto seorang perempuan, perempuan muda yang cantik, yang tidak dikenalnya. Dan juga beberapa berkas tentang perempuan itu, alamat, dan keterangan sekolah perempuan itu.

Leo menelusuri jejak itu diam-diam, mencari tahu keberadaan perempuan di foto itu, dia kemudian menemukan bahwa Leanna telah menyewa seorang penyelidik untuk memberinya foto-foto itu, Leo menemui penyelidik sewaan itu, meminta keterangan. Penyelidik itu kemudian menceritakan semua kepadanya.

“Penyelidikan yang saya lakukan mengungkapkan segalanya, ayah anda mempunyai seorang kekasih di masa kuliahnya. Seorang perempuan bernama Sarah. Tetapi karena Sarah berasal dari keluarga miskin, kedua orangtua ayah anda, kakek dan nenek anda, memisahkan mereka. Ayah anda kemudian menikah dengan mama anda, seorang perempuan dari keluarga kaya yang sederajat.” Penyelidik itu melemparkan tatapan penuh spekulasi mencoba membaca reaksi Leo, tetapi wajah Leo tetap tanpa ekspresi, “Tetapi rupanya entah kenapa beberapa tahun setelah anda dan Nona Leanna lahir, ayah anda bertemu lagi dengan Sarah, mereka berdua sempat menjalin hubungan lagi begitu lama.”

Karena itulah ayahnya sama sekali tidak memberikan perhatian kepada mereka di masa mereka kecil. Leo langsung mengambil kesimpulan, rupanya ayahnya terlalu sibuk mengurusi kekasihnya.

“Tetapi kemudian Sarah mengandung, dan dia meninggalkan ayah anda.” Lanjut sang penyelidik, “Sarah mengatakan bahwa ayah anda sudah berkeluarga dan memiliki anak dan meminta ayah anda kembali kepada keluarganya. Dan kemudian saya tidak tahu perinciannya, yang pasti Sarah kemudian menikahi seorang lelaki sederhana dan membesarkan anaknya bersama lelaki itu. Sepertinya Sarah bisa memulai lembaran hidup baru yang tenang dan bahagia.” Penyelidik itu lalu mengeluarkan beberapa berkas dan meletakkan di mejanya, di sana ada beberapa foto anak perempuan yang sama, yang disimpan di kotak di lemari Leanna, “Tetapi tidak demikian dengan ayah anda, beliau tidak bisa lepas dari masa lalu, beliau selalu mengawasi anak perempuan ini, yang dia yakini adalah anak kandungnya. Hampir seluruh perhatian ayah anda tercurah kepada anak ini, namanya Saira. Dan yang membuat ayah anda yakin bahwa itu adalah anak kandungnya karena nama Saira merupakan gabungan dari nama Sarah dan nama ayah anda. Sepertinya ayah anda menyewa seseorang seperti saya untuk selalu memberikan laporan tentang Nona Saira kepadanya.” Penyelidik itu lalu memajukan tubuhnya, “Suatu hari ayah anda sepertinya ceroboh, meletakkan berkas-berkas tentang Saira di mejanya. Dan Nona Leanna menemukannya, lalu penasaran.”

“Dan kemudian Leanna menyewamu?”

“Ya. Nona Leanna menyewa saya untuk mencari tahu siapa perempuan di foto ini. Saya melakukan penyelidikan sesuai tugas saya dan kemudian memaparkan seluruhnya kepada Nona Leanna.”

“Kapan itu terjadi?”

“Hmm...” penyelidik itu mengingat-ingat, “Sepertinya hampir tiga tahun yang lalu, mungkin di bulan Maret.”

Dibulan itulah Leanna mulai melarikan diri dengan memakai obat-obatan terlarang, dia tampak begitu tersiksa dan pedih. Leo akhirnya bisa menemukan akar permasalahannya, pasti sangat menyakitkan ketika mengetahui bahwa sang ayah yang sangat dipujanya, yang sangat dirindukan kasih sayangnya, ternyata mencurahkan cinta dankasih sayangnya kepada anak perempuan lain.

“Apakah menurutmu anak perempuan bernama Saira ini adalah adikku?” Leo langsung mempertanyakan kenyataan itu, berarti mereka memiliki adik bukan? Hasil dari hubungan ayahnya dengan Sarah?

“Bukan.” Sang pengacara menggelengkan kepalanya dengan tegas.

“Bukan?” Leo mengernyit, “Bukankah kau bilang anak itu hasil hubungan ayahku dengan Sarah, dan kau bilang dia anak kandung dari ayahku? Jadi sudah pasti kami bersaudara, bukan?”

“Bukan.” Penyelidik itu mengulangi lagi ucapannya, lalu menghela napas panjang, “Penyelidikan saya menemukan sesuatu yang jauh lebih rahasia. Ketika menelusuri hubungan ayah anda dengan Sarah, saya menemukan bahwa jauh bertahun-tahun lalu, ayah anda pernah melakukan tes DNA di rumah sakit, dan ternyata tidak cocok.”

“Jadi Saira ini bukan anak kandung ayahku?” Leo mendengus mulai kesal, jadi ayahnya telah mencurahkan cintanya kepada anak yang bukan anak kandungnya sampai-sampai mengabaikan anak kandungnya sendiri?

Penyelidik itu menggeleng lagi, membuat Leo semakin bingung, kemudian berkata.

“Tes DNA yang dilakukan ayah anda, bukan untuk mendeteksi DNA Saira dibandingkan dengan DNA ayah anda. Tes itu untuk membandingkan DNA anda berdua, anda dan Nona Leanna dengan darah ayah anda.... hasil tes DNA itu sudah diulang sampai tiga kali, dan hasilnya tidak cocok.” Penyelidik itu menatapnya dengan prihatin, “Anda dan Nona Leanna entah bagaimana, bukanlah anak kandung ayah anda.”

Leo membeku meskipun seluruh dirinya bagaikan tersambar petir. Mereka bukan anak kandung ayahnya? Bagaimana bisa? Apakah mamanya berselingkuh dengan lelaki lain?

Meskipun menyisakan pertanyaan, hasil penyelidikan itu memberikan jawaban kepada Leo, kenapa ayahnya tampak tidak peduli kepada mereka, kenapa ayahnya tidak punya cinta sedikitpun kepada mereka. Ternyata karena ini, karena mereka bukan anak kandung ayahnya, dan karena mereka entah kenapa mungkin seperti perlambang pengkhianatan bagi ayahnya, pengkhianatan isterinya yang tidak dicintainya.

Kalau begitu tentu saja wajar bagi ayahnya kalau dia mencurahkan seluruh perhatiannya bagi Saira, anak perempuan itu, darah dagingnya, anak kandungnya dari perempuan yang Leo yakin sangat dicintainya.

“Apakah kau juga mengatakan ini kepada Leanna?”

Penyelidik itu menatap Leo dengan penuh penyesalan, “Tentu saja. Sekali lagi, saya hanya melakukan apa yang sudah menjadi tugas saya.”
***

Pantas saja Leanna hancur lebur karenanya, dia sudah kehilangan harapan untuk mendapatkan cinta ayahnya dengan kenyataan itu. Pasti sangat menyakitkan bagi Leanna melihat dan mengetahui bahwa ayahnya begitu memperhatikan Saira dengan kasih sayang yang tidak pernah diberikannya kepada Leanna.

Bahkan sampai Leanna terjun dalam usahanya bunuh diri untuk kemudian merusak dirinya sendiripun, ayahnya tetap tidak peduli.

Leo mengernyitkan keningnya dengan sedih. Oh Astaga, kasihan Leanna, dia menyimpan semua itu sendiri, tidak membaginya dengan Leo. Dan Leo terlalu sibuk dengan dirinya sendiri untuk memperhatikan perubahan sikap Leanna. Padahal seharusnya dia tahu, dari sikap Leanna yang murung dan depresi, dari tubuhnya yang semakin kurus, dari semuanya.... seharusnya Leo tahu.

Leo merasa malu kepada dirinya sendiri, dia mengatakan bahwa dia mencintai adiknya. Tetapi dia bahkan tidak punya waktu untuk memperhatikan kesedihan adiknya.

Malam itu setelah menerima semua informasi itu, Leo berlutut di depan kursi roda adiknya, yang sekarang tatapan matanya kosong dan tanpa ekspresi. Hati Leo hancur ketika melihat kondisi adiknya ketika akhirnya diperbolehkan pulang dari rumah sakit, buta, lumpuh dengan kondisi mental yang terganggu. Dan sekarang hati Leo bahkan lebih hancur lagi ketika menerima semua informasi itu, membayangkan kesedihan yang dipendam Leanna selama ini. Hingga akhirnya kepedihan itu mencapai batasnya dan sudah terlambat bagi Leo untuk menyelamatkan Leanna.

Malam itulah Leo menangis sambil merebahkan kepalanya di pangkuan adiknya, meminta maaf dan bersumpah akan melakukan apapun untuk menebus kegagalannya sebagai seorang kakak.

Semua ini sedikit banyak adalah kesalahannya, tanggung jawabnya. Leo lalu memutuskan untuk tidak mempedulikan ayahnya lagi, tidak mempedulikan semua hal yang berhubungan dengan Saira ataupun perempuan  bernama Sarah itu.

Dia memfokuskan dirinya untuk merawat Leanna. Saat itu bisnis yang dibangun oleh Leo semakin maju dan berkembang pesat. Leo membeli sebuah rumah di pinggiran kota, dan meninggalkan rumah kedua orangtuanya, lalu tinggal bersama Leanna di sana.

Sampai kemudian suatu malam, lebih enam bulan yang lalu Leo dan perawat Leanna lengah. Leanna tengah mengamuk dan kemudian menangis menjerit-jerit, memecahkan kaca jendela, dan kemudian tanpa di sangka mengambil kaca itu dan menggoreskannya ke nadinya.

Semua berlangsung begitu cepat, mimpi buruk Leo seakan terulang kembali. Darah ada di mana-mana, membasahi tangan dan pakaiannya ketika dia menangis, memanggil-manggil Leanna agar tetap sadar dan bertahan, dan menunggu ambulance datang.

Pada akhirnya Leana kembali berhasil diselamatkan. Leo masih ingat sesaat sebelum kehilangan kesadarannya, Leanna memanggil-manggil ayahnya, dengan penuh kesedihan.

Leo lalu berdiri di tepi ranjang rumah sakit dan menatap Leanna yang terbaring, lemah, dan rapuh, dengan perban tebal membalut pergelangan tangannya.

Hati Leo mencelos melihat keadaan adiknya. Kemudian dengan menegarkan hati, dia memutuskan untuk membuang harga dirinya, dan menemui ayahnya, mengemis perhatian ayahnya agar mau sekali saja menemui Leanna. Setidaknya menggenggam tangannya dan memberikan secercah kasih sayang yang sangat didambakan oleh Leanna.

Yang didapatkannya kemudian hanyalah sikap dingin dan tidak peduli. Bahkan ayahnya menghina bahwa Leanna tidak akan menyadari perbedaan apakah ayahnya atau orang lain yang memegang tangannya.

Dengan sakit hati, Leo pergi dari rumah itu, lalu tanpa sengaja dia menemukan ayahnya datang ke rumah sakit. Bukan untuk mengunjungi Leanna, tetapi untuk mendatangi seorang perempuan yang dirawat di rumah sakit yang sama.

Leo mengawasi ketika ayahnya mengintip secara sembunyi-sembunyi perempuan yang dirawat itu, tetapi tidak berani menjenguknya secara langsung. Ketika kemudian ayahnya pulang, Leo mengintip dan melihat Saira di sana, sedang menunggui perempuan setengah baya yang tampak lemah, terbaring di atas ranjang rumah sakit itu.

Seketika itu juga hati Leo dibakar oleh panasnya amarah. Ayahnya menolak datang ke rumah sakit untuk menengok Leanna dan malahan datang hanya untuk mengintip secara sembunyi-sembunyi Sarah dan anak perempuannya.

Sehari kemudian, Sarah, ibu dari Saira meninggal dunia. Leo mengawasi dengan diam-diam rumah Sarah, dan seperti dugaannya, menemukan ayahnya juga ada di sana, mengawasi diam-diam.

Di pemakaman yang sederhana itu, dari mobil sewaannya agar tidak dikenali ayahnya, Leo melihat ayahnya menyamar sebagai pelayat. Dan dibalik kaca mata hitamnya, ayahnya menangis... penuh air mata kesedihan yang tidak bisa ditahannya.

Rasanya bagaikan sembilu menusuk jantungnya, perihnya tidak terkira. Ketika Leanna meregang nyawa, bunuh diri untuk meminta perhatian ayahnya, tidak ada air mata yang tertumpah dari ayahnya. Mereka memang bukan anak kandung ayahnya, tetapi mereka, terutama Leanna hanyalah seorang anak yang tidak tahu apa-apa, mengharapkan kasih sayang dari ayahnya. Dan yang didapat hanya kepahitan.

Leo mengawasi Saira, dan kemudian rencana itu tersusun di kepalanya, rencana untuk membalas dendam bagi dirinya dan bagi Leanna. Rencananya berjalan mulus, ketika seminggu setelah kematian Sarah, ayahnya meninggal karena kecelakaan, kata polisi, ayahnya menyetir sambil mabuk. Lelaki itu bahkan tidak sempat mendekati Saira dan mengungkapkan bahwa dirinya adalah ayah kandung Saira

Leo memakamkan ayahnya dengan hati dingin, tidak ada kesedihan ataupun air mata untuk ayahnya. Lelaki yang begitu kejam kepadanya dan adiknya tidak pantas untuk menerima itu.

Kemudian dia menyewa penyelidik yang sama untuk mengawasi Saira, penyelidik itu secara berkala melaporkan semua hal tentang Saira. Bahkan dari hal-hal yang paling kecilpun, Leo tahu, semua hal, tentang makanan kesukaan Saira, hobinya pada tanaman, film ataupun musik kesukaan Saira. Semua dicatat dalam ingatannya sebagai bekalnya untuk mengejar Saira dan menjatuhkan Saira ke dalam pesonanya.

Ketika kemudian semua sudah siap dan mulus, Leo membeli rumah terpisah, yang direncanakan untuk ditinggalinya bersama Saira nanti ketika dia berhasil menjebak Saira ke dalam pernikahan ini.

Semua sudah disusun dengan rapi. Dan disinilah dia. Sedang menanti kemenangannya, membalaskan dendamnya dan Leanna. Saira harus merasakan kesakitan yang sama seperti yang dirasakan oleh Leanna.

Saira harus merasakan penderitaan yang sama. Dan Leo akan memastikan bahwa itu benar-benar terjadi! 

Sumber : http://www.anakcantikspot.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar

 

De_windows © 2008. Template Design By: SkinCorner