Kamis, 06 Juni 2013

Pembunuh Cahaya Part 9



Pembunuh Cahaya Part 9 

“Dia membangun rumah kaca untukmu?” reaksi pertama Andre ketika Saira menceritakan apa yang dilakukan Leo adalah terkejut luar biasa, “Benarkah itu Saira ?”

“Sekarang rumah kaca itu sudah jadi, dan dia menawarkan untuk mengantarkanku membeli beberapa varietas unik untuk mengisi rumah kaca itu.” Saira menahan napas ketika matanya melirik ke keindahan rumah  kaca yang sekarang berdiri dengan tegak dan mewah, memantulkan cahaya matahari sehingga membuatnya berkilauan.

Andre tampak termenung di seberang sana, “Kau yakin bahwa Leo melakukannya dengan tulus tanpa ada maksud apapun di baliknya?”

“Aku tidak tahu.” Saira sendiri merasa ragu, tetapi sejauh ini, Leo benar-benar bersikap baik kepadanya. Lelaki itu menjaganya, selalu menanyakan kondisinya, dan tidak ada lagi kata-kata kasar yang menyakitkan hati. Tiba-tiba Saira menyadari bahwa Leo serius dengan perkataannya bahwa karena kehadiran calon bayi mereka, dia akan merubah sikap.

Meski sikapnya tidak kembali ke sikap penuh cinta yang ditunjukkannya sebelum menikahi Saira, setidaknya Leo sudah menghargai Saira dan bersikap baik kepadanya.

“Kau sudah tidak mencurigainya membakar rumah kacamu ya?” Andre bergumam, memecah lamunan Saira.

Apakah dia mencurigai Leo? Saira berpikir, bertanya kepada dirinya sendiri. Ah, bahkan dia sendiri tidak tahu jawabannya. Dia sungguh-sungguh tidak tahu.

“Aku tidak tahu, Andre.” Saira menjawab jujur, sesuai dengan apa yang ada di benaknya.

Di seberang sana Andre mendesah keras, “Jangan jatuh lagi ke dalam tipuannya, Saira. Dia sudah pernah menipumu satu kali, jangan sampai dia melakukannya untuk kedua kalinya.”
***

Lelaki itu membawa mobilnya memasuki pintu gerbang rumah mewah itu. Petugas keamanan membiarkannya karena lelaki itu memang biasa datang untuk mengantarkan tanaman dan memperbarui varietas tanaman dan bunga-bungaan di rumah mereka.

Setelah memeriksa taman belakang dan mencatat apa saja yang perlu diperbaiki, lelaki itu melangkah ke teras yang sudah sangat di kenalnya, di teras itulah biasanya Leanna duduk dan memandang taman dengan tatapan matanya yang hampa, begitu cantik, namun sekaligus begitu rapuh.

Lelaki itu berlutut di depan Leanna dan meletakkan sekuntum bunga lily yang harum ke genggaman tangannya. Leanna langsung tersenyum, dan mengulurkan tangannya dengan lembut, menyentuh pipi lelaki itu,

“Andre....” bisiknya penuh kasih sayang yang nyata.
***

Usia kandungan Saira sudah empat bulan, dan dia menjalani harinya dengan lebih baik. Sejak kehamilannya, hidupnya menjadi lebih mudah, karena Leo semakin lama semakin bersikap baik kepadanya.

Lelaki itu sudah tidak menyekapnya di rumah dan mengawasinya ketika berpergian, sepertinya hari-hari Leanna sebagai tawanan sudah berakhir. Leo juga melakukan apa yang dijanjikannya, dia mengantar Saira dengan sabar berburu varietas tanamannya, memenuhi rumah kaca barunya sedikit demi sedikit sehingga makin lama makin penuh dan sempurna, Bahkan lebih lengkap dan lebih indah daripada rumah kacanya yang lama.

Sekarang mereka sedang menghabiskan waktu di dalam rumah kaca, seharian ini Saira mengatur pot-pot kecil tanaman di susunan rak, dengan Leo mengawasinya. Lelaki itu baru pulang kerja dan menyusul Saira ke dalam rumah kaca. Bahkan sekarang Leo selalu pulang kerja lebih awal, dan menghabiskan sorenya bersama Saira.

Saira sedang menyusun potnya di rak yang tinggi dan agak terhuyung ke belakang ketika tubuhnya membentur dada keras Leo yang tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya,

“Hati-hati.” Leo berbisik lembut di belakangnya. Membuat Saira menolehkan kepalanya dengan gugup, menyadari Leo sangat dekat dengannya, Saira mencoba melepaskan diri, tetapi Leo memegang kedua pundaknya dengan lembut, lelaki itu menatapnya dalam, sejenak tampak sulit berkata-kata, dia kemudian berdehem. “Lain kali kalau ingin memasang sesuatu di tempat yang tinggi minta tolonglah kepadaku, atau kepada pelayan di rumah ini, jangan melakukannya sendiri, ingat, kau sedang hamil.”

Pipi Saira memerah entah kenapa mendengar nasehat Leo. Dan hal itu tidak lepas dari pengamatan Leo, matanya melembut mengamati Saira dan makin lembut ketika melihat perut Saira yang sudah mulai menonjol,

“Perutmu sudah semakin besar ya.”

Saira menundukkan kepalanya dan melihat perutnya, lalu  tersenyum tipis, “Ya... dan akan semakin besar.”

Leo tampak ragu, tetapi kemudian dia menyentuhkan jemarinya di perut Saira, lalu mendongakkan kepalanya dan menatap Saira dengan takjub, “Dan terasa keras.”

Senyum Saira makin melebar, “Memangnya kau pikir perutku akan seperti apa?”

Leo menyeringai bingung, “Aku tidak tahu, kupikir akan lembek dan lembut.” Jemarinya mengusap lembut perut Saira, “Ternyata cukup keras untuk melindungi bayinya.”

Saira menganggukkan kepalanya, tanpa sadar ikut menggerakkan jemarinya menyentuh perutnya. Tetapi kemudian jarinya bersentuhan dengan jari Leo, dan Leo menggenggamnya.

Saira tertegun dan menatap mata Leo, lelaki itu tengah menatapnya dengan tajam, kemudian tanpa di sangka-sangkanya, Leo menundukkan kepalanya dan mengecup bibir Saira dengan sebuah ciuman yang lembut.

“Maafkan aku atas semua yang pernah kulakukan kepadamu.” Bisiknya serak, lalu tanpa memberikan kesempatan kepada Saira untuk berkata-kata, lelaki itu memeluknya erat-erat.

Mereka berpelukan dalam keheningan rumah kaca yang penuh nuansa harum dan menyenangkan.
***

Saira berbaring miring di ranjangnya dan memikirkan kejadian tadi sore. Tanpa sadar jemarinya menyentuh bibirnya. Bibir yang tadi sore dicium lembut oleh Leo tanpa disangka-sangkanya.

Kenapa Leo menciumnya?

Leo bersikap lembut kepadanya, penuh kasih sayang, bahkan sekarang lelaki itu sudah bisa tertawa bersamanya, sikapnya berubah makin lama... dan semakin mirip dengan Leo yang itu, Leo yang dulu membuatnya jatuh cinta setengah mati.

Apakah Leo benar-benar telah berubah menjadi Leonya yang dulu? Apakah masih ada kesempatan untuk pernikahan mereka dan untuk masa depan mereka bersama bayi ini?

Saira mengelus perutnya dengan lembut, kalau iya, berarti anak ini memang ada untuk mempersatukan kedua orangtuanya.
***

Siang itu, ketika Leo berangkat bekerja, seperti biasanya Saira menghabiskan hari-harinya di rumah kacanya dan merawat berbagai tanamannya, ketika dia sedang menggunting daun dari tanaman yang dia kembangkan sebagai bonsai, memberi kesempatan agar batangnya bisa tumbuh besar, ponselnya berbunyi.

Saira melirik ke arah ponselnya dan mengernyit, itu nama Andre.... Saira baru menyadari bahwa makin lama dia makin jarang berhubungan dengan Andre, apalagi sejak rumah kacanya hangus terbakar dan sikap Leo semakin baik kepadanya.

Dia masih sempat berhubungan intens dengan Andre ketika mengurus asuransi untuk rumah kacanya yang terbakar karena hal itu menyangkut bisnis mereka berdua. Andre masih menjalankan usaha tanaman hias dan bunga mereka, tetapi sekarang sebagian besar dia menerima pasokan dari luar.

Lalu kemudian, seiring berlalunya waktu, ketika Saira mulai sibuk dengan rumah kaca barunya dan Andre sibuk membangun bisnisnya kembali, mereka makin jarang berhubungan, telepon merekapun semakin jarang, biasanya mereka selalu bercakap-cakap setiap malam, kemudian berkurang menjadi tiga hari sekali, dan pada akhirnya, seminggu sekali.

Dan sekarang ketika menatap ponselnya, Saira sadar bahwa sudah hampir dua minggu dia tidak bercakap-cakap dengan Andre, jadi kalau Andre meneleponnya, pasti ada sesuatu yang penting.

“Hallo Andre?” Saira mengangkat teleponnya dan bergumam dengan ceria, berada di dalam rumah kaca memang membuat hatinya selalu ceria.

“Tampaknya kau baik-baik saja,” suara Andre di sana terdengar penuh senyum, “Syukurlah.”

Ada sesuatu di dalam nada suara Andre yang membuat Saira mengerutkan keningnya. “Ada apa Andre?”

Hening sejenak, kemudian Andre menghela napas panjang.

“Bagaimana hubunganmu dengan Leo?” tanyanya tiba-tiba.

Saira tidak bisa untuk tidak tersenyum ketika membayangkan tentang Leo, Leo yang semakin baik dan semakin lembut kepadanya.

“Kami baik-baik saja. Leo memperlakukanku dengan baik dan lembut Andre, kurasa kami bisa memperbaiki perkawinan ini.”

Andre mendesah di seberang sana, “Aku minta maaf kalau harus memberitahumu hal ini dan mengecewakanmu.”

“Ada apa Andre?” Saira tiba-tiba merasa cemas ketika mendengar nada serius di dalam kata-kata Andre,

“Ini tentang Leo, aku mendapatkan informasi dari pemasok tanaman baruku. Dia mempunyai langganan menghias bunga untuk sebuah rumah mewah di pinggiran kota dan melimpahkan pelangannya itu untukku. Aku ke sana Saira, dan barulah aku mengetahui bahwa rumah itu adalah atas nama Leo.”

“Apa?” Saira tertegun, Leo punya rumah di pinggiran kota? Saira tidak pernah mendengarnya, tetapi... bukankah wajar orang sekaya Leo memiliki rumah banyak?

“Ya Saira, dan bukan masalah rumahnya yang ingin kuberitahukan kepadamu. Ini tentang penghuni rumahnya.”

Penghuni rumahnya? Rumah Leo di pinggiran kota ada penghuninya? Tiba-tiba jantungnya berdenyut oleh firasat buruk,

“Penghuninya seorang perempuan muda bernama Leanna.” Andre menghela napas panjang, “Untuk apa Leo memelihara perempuan muda di rumah pinggiran kota dan disembunyikan darimu, Saira? Aku ... maafkan aku, tetapi aku berpikir bahwa perempuan bernama Leanna itu adalah simpanan Leo.”

Saira terperangah, dunia seolah berguncang dan berputar keras seketika di sekelilingnya, membuatnya limbung dan harus berpegangan pada salah satu rak besi di sebelahnya.

Apa? Leo memiliki perempuan simpanan yang disembunyikannya di sebuah rumah rahasia? Benarkah itu? Saira ingin tidak mempercayai info itu, tetapi info ini berasal dari Andre dan Andre tidak mungkin membohonginya.

Dan  tiba-tiba Saira teringat tentang kunjungan mama Leo waktu itu, mama Leo sepertinya sempat menanyakan apakah Leo pernah mengenalkannya dengan Leanna, atau sesuatu seperti itu. Ingatannya samar, tetapi dia merasa nama Leanna familiar ketika Andre mengucapkannya, dan dia yakin itu berasal dari mama Leo. Dan dia juga ingat betapa mama Leo berusaha mengalihkan pembicaraan dan tampak gugup ketika menyadari bahwa Saira tidak tahu apa-apa tentang Leanna.

Napas Saira terasa sesak oleh air mata. Teganya Leo kepadanya!

“Apakah kau bisa mencuri waktu untuk menemuiku, Saira? Kalau bisa mungkin aku bisa lebih enak menjelaskan semua informasi yang kuperoleh kepadamu.”

Saira tercenung, masih bingung, tetapi kemudian dia mengambil keputusan. Dia harus bisa mengetahui kebenaran tentang perempuan bernama Leanna itu. Setidaknya dengan begitu dia bisa mengetahui posisi dirinya di dalam kehidupan perkawinannya bersama Leo.

Apa maksud Leo dengan perkawinan ini? Apa pula maksud Leo ketika dia berubah sikap menjadi begitu baik dan perhatian kepadanya? Membuatnya berpikir bahwa mungkin saja masih ada harapan untuk pernikahan mereka?

“Aku akan mencoba mencari cara untuk menemuimu, Andre.” Gumam Saira akhirnya, menyadari bahwa Andre masih menunggu jawabannya di sana.

“Bagus. Kabari aku secepatnya. Kau tidak boleh membiarkan masalah ini terus berlarut-larut, Saira.”
***

Saira masih merenung dengan hati pilu ketika mendengar suara mobil Leo diparkir di depan. Akhir-akhir ini Leo sering pulang cepat, menghabiskan waktu bersamanya. Itu dimulai sejak dia hamil, sedangkan pada masa-masa sebelumnya, Saira masih ingat ketika Leo sering pulang larut, bahkan tidak pulang. Apakah waktu itu Leo menginap bersama Leanna di rumahnya yang lain?

Air mata merembes di matanya. Dia masih bisa menoleransi seluruh kekasaran sikap Leo kepadanya, apapun itu, dia masih bisa menerima, karena jauh di dalam hatinya, cintanya kepada Leo begitu besar dan tidak bisa dimusnahkan begitu saja dengan sikap kasarnya. Tetapi..... kalau menyangkut perempuan kedua, Saira tidak bisa terima. Bukan karena kecemburuan, tetapi lebih karena dia berpikir bahwa ketika Leo sudah membagi cintanya maka sudah tidak ada harapan lagi untuknya. Saira selalu berpikir bahwa cinta sejati tidak bisa dibagi, cinta sejati selalu utuh, satu dan hanya ditujukan untuk satu belahan jiwa.

Dan kalau perempuan bernama Leanna ini benar-benar kekasih atau simpanan Leo... maka Saira membulatkan tekadnya untuk pergi, jauh dari kehidupan Leo. Selamanya dan mengubur semua harapannya untuk memperbaiki kehidupan pernikahan mereka.

Leo memasuki teras dan mengangkat alis ketika melihat Saira, dia tersenyum lembut, senyum yang akhir-akhir ini sering sekali muncul di bibirnya,

“Hai.” Leo mendekati Saira dan duduk di depannya, “Tidak di rumah kaca?”

Saira menggelengkan kepalanya lemah, membuat Leo mengerutkan keningnya dan menatap cemas,

“Kenapa? Kau sakit Saira?” Leo bertanya lembut, dan hal itu membuat hati Saira terasa sakit. Kenapa Leo begitu baik sekarang kepadanya? Kenapa Leo membuat Saira berharap bahwa mungkin masih ada cinta di antara mereka? Hal itu membuat  semuanya terasa sulit bagi Saira.

“Siapakah Leanna itu?” Akhirnya Saira memberanikan diri bertanya, mengawasi Leo dalam-dalam dan melihat bahwa Leo terperanjat.

Lelaki itu menatap Saira dengan kaget, dan ketika kemudian dia berkata, suaranya tercekat di tenggorkan,

“Darimana kau tahu tentang dia?” tanyanya tajam.

Saira menghela napas panjang, “Tidak penting darimana aku tahu tentang Leanna. Yang aku tahu, kau punya sebuah rumah yang dihuni oleh seorang perempuan bernama Leanna, siapakah dia, Leo? Apakah dia .... apakah dia perempuan lain? Perempuan lain dalam pernikahan kita?”

“Sudah kubilang tidak ada perempuan lain.” Leo mengerutkan keningnya lalu menyadari bahwa kata-katanya salah. Leanna memang adik kembarnya, bukan kekasihnya, tetapi bisa dibilang bahwa Leanna adalah perempuan lain dalam pernikahannya dengan Saira, dan akan selalu menjadi perempuan lain.

Saira sendiri mengawasi perubahan ekspresi Leo yang menentang kata-katanya sendiri, membuat air mata turun dari sudut matanya,

“Aku berusaha menahan diri biarpun kau memperlakukanku dengan buruk, juga membenciku dengan alasan yang aku tidak tahu.” Diusapnya air matanya dengan sedih, “Tetapi aku tidak bisa tahan kalau kau memiliki perempuan lain, Leo. Bagiku itu adalah tindakan paling kejam yang pernah kau lakukan atas pernikahan ini. Aku menyerah atasmu Leo, aku tidak sanggup lagi.” Saira membalikkan tubuhnya, berlari cepat, dan tidak peduli akan suara Leo yang memanggil-manggil namanya.

Cukup sudah! Pernikahan ini sudah berakhir!
***

Saira mengunci pintunya dan mencoba menulikan telinganya dari Leo yang mengetuk-ngetuk pintu kamarnya dan memanggil namanya, membujuknya untuk berbicara dengannya. Di tutupnya kedua telinganya dengan bantal. Mengeraskan hati. Sampai lama kemudian, dia membuka bantalnya dan menyadari suasana sudah hening. Leo rupanya sudah menyerah untuk mengajaknya berbicara. Lama Saira menunggu sampai suasana benar-benar hening dan dia yakin bahwa Leo sudah masuk ke kamarnya. Lalu dia menelepon Andre,

“Aku akan mencoba keluar besok pagi setelah Leo berangkat ke kantor dan menemuimu.” Gumam Saira setengah berbisik di telepon.

Andre tampak puas di seberang sana, “Bagus aku akan menunggumu.” Jawabnya.

Lama kemudian, Saira berbaring dengan mata nyalang menatap ke kegelapan, menahankan air mata yang meleleh di pipinya.
***

Pagi harinya Leo terbangun, mandi dan bersiap ke kantor. Dia tertegun di depan kamar Saira yang tertutup rapat. Dia ada meeting penting hari ini yang tidak bisa ditinggalkannya, padahal jauh di dalam hatinya, dia sangat ingin menunggu di sini, menunggu pintu Saira terbuka dan kemudian dia bisa menjelaskan semuanya kepadanya.

Tidak ada perempuan lain, dalam arti kisah asmara. Leo memang menyayangi adiknya, dia sangat mencintai Leanna dan menanggung rasa bersalah seumur hidupnya karena kondisi Leanna yang begitu menyedihkan sekarang, tetapi bahkan dengan perasaannya itu, Leo tetap tidak bisa menahan dirinya untuk mencintai Saira.

Ya. Dia mencintai Saira dengan sepenuh hatinya, jauh di masa lalu, bahkan sebelum dia menyadarinya.

Cintanya kepada Saira membuatnya memutuskan untuk menghilangkan seluruh dendamnya, dan menjaga Saira. Memutuskan untuk memohon ampun kepada Leanna karena dia tidak bisa menyakiti Saira lagi, karena dia sudah mengkhianati adiknya demi Saira, persis seperti yang dilakukan ayah mereka.

Leo menatap pintu kamar Saira dan menghela napas panjang, ditahannya keinginan untuk menggedor pintu kamar itu. Saira mungkin butuh waktu untuk menenangkan dirinya, sementara itu dia akan ke kantor, menjalani meeting pentingnya sekaligus mencari tahu darimana Saira mendapatkan informasi tentang Leanna.

Ada seseorang yang mengkhianatinya dengan memberikan informasi tentang Leanna kepada Saira. Leo mengerutkan keningnya, tetapi siapa? Seluruh pegawainya di rumah Leanna adalah pegawai kepercayaannya yang sudah tahu bahwa menjaga kerahasiaan tentang keberadaan Leanna sangatlah penting. Kenapa informasi tentang Leanna bisa bocor ke telinga Saira?

Leo harus membereskan semuanya dulu, mencari tahu siapa yang melakukan itu. Setelah itu dia akan menemui Saira, berharap perempuan itu sudah bisa menenangkan pikirannya dan bisa mendengarkan seluruh penjelasan, pengungkapan seluruh rahasia yang akan diungkapkan oleh Leo. Dan semoga setelah Saira mendengarkan semuanya, dia akan mengerti.
***

Segera setelah mobil Leo keluar rumah, Saira menelepon Andre,

“Leo sudah pergi, aku akan keluar dengan supir pribadi dengan alasan membeli beberapa varietas tanaman untuk rumah kaca, lalu kita bisa bertemu."

“Oke. Hati-hati Saira,” Andre bergumam singkat lalu menutup teleponnya.
***

Saira minta diantar ke toko bibit dan tanaman langganannya untuk membeli beberapa varietas tanaman,

“Kau bisa meninggalkanku sebentar, aku mungkin akan lama memilih-milih, sementara itu kau bisa pergi beristirahat dan makan siang.” Saira bergumam, berharap supir itu akan menerima sarannya.

Supir itu tercenung. Dulu di awal-awal pernikahan Tuan Leo dengan nyonya Saira, tuan Leo dengan keras mengatakan bahwa dia harus mengawasi dan mengikuti kemanapun nyonya Saira pergi. Tetapi sejak kehamilan nyonya Saira, tuan Leo benar-benar melonggarkan peraturan yang dibuatnya, bahkan tuan Leo pernah berpesan agar dia membiarkan nona Saira bersantai, menikmati waktunya sendirian. Satu-satunya pesan tuan Leo adalah bahwa dia harus melaporkannya kepada tuan Leo kalau-kalau Saira bertemu dengan Andre. Tetapi tampaknya tidak ada tanda-tanda tuan Andre di sini, dia mungkin hanya akan berkeliling sebentar dan kemudian kembali mengawasi nyonya Saira didepan toko ini,

“Baiklah nyonya, saya akan meninggalkan nyonya sebentar untuk bersantai, mohon telepon saja jika nyonya sudah membutuhkan saya. Saya akan berada di sekitar-sekitar sini.” Gumamnya kemudian.

Saira menganggukkan kepalanya dan tersenyum, lalu melangkah memasuki toko itu.

Tetapi kemudian Saira duduk di area teduh dengan tempat duduk yang disediakan di ujung toko itu, menunggu supir itu pergi, setelah itu dia langsung mengirim pesan kepada Andre, dan Andre bilang akan datang dalam hitungan menit, dan rupanya itu memang benar, kurang dari lima menit kemudian lelaki itu datang, tersenyum lebar ketika melihat Saira dan duduk di depannya,

“Hai Saira.” Matanya melirik ke arah perut Saira yang buncit, “Kau tampak sehat dan bahagia, apakah karena Leo memperlakukanmu dengan baik?”

Saira tersenyum sedih, “Kebaikan yang ternyata semu.” Dia mendesah dengan sedih, “Apakah benar yang kau katakan, Andre? Tentang wanita lain itu? Seorang perempuan yang tinggal di rumah Leo di pinggiran kota dan ditemui Leo diam-diam?”

“Kau masih mencintai Leo ya.” Andre menatap Saira dengan sedih, “Maafkan aku memberikan informasi ini kepadamu, tetapi kupikir kau harus tahu bukan? Daripada nanti kau tahu belakangan saat semua sudah terlambat?”

Saira menganggukkan kepalanya, “Terima kasih Andre.” Bisiknya lemah, “Aku sudah menduga ada sesuatu yang dirahasiakan Leo, sesuatu yang salah.... sesuatu yang tersembunyi jauh.... tetapi aku sama sekali tidak menyangka bahwa sesuatu itu adalah keberadaan perempuan lain yang dirahasiakan dariku.” Saira menyusut air matanya, “Aku... padahal aku sudah berharap bahwa kami berdua bisa memperbaiki semuanya dan menjalankan pernikahan ini dengan baik...”

Andre menggenggam jemari Saira lembut, “Aku yakin perempuan bernama Leanna itu adalah simpanan Leo.... aku mengobrol dengan pelayan rumah itu ketika aku memasok bunga-bunga dan tanaman untuk taman di sana, katanya Leo sering mengunjungi nona Leanna siang-siang, bahkan sering menginap di malam-malam sepulang dia kerja... dan aku mencocokkan tanggal.... beberapa saat sebelum kau menikah dengan Leo, dia masih tinggal bersama perempuan bernama Leanna di rumah itu ... kemudian Leo membeli rumah baru, yang ditempatinya bersamamu. Leo membohongimu sejak awal Saira, dia mengejar dan mendekatimu padahal waktu itu dia menjalin hubungan dan tinggal bersama Leanna ...”

Saira merasa dadanya sesak. Pernikahannya benar-benar sudah berakhir. Dia masih ingat ekspresi wajah Leo yang tidak bisa menyangkal bahwa ada perempuan lain dalam pernikahan mereka.

Andre menatap Saira tajam, mengamati kesedihan di wajah Saira, “Aku bisa mengantarmu ke rumah itu.”

Saira langsung menoleh dan menatap Andre dengan terkejut, “Apa?”

“Aku bisa mengantarmu ke rumah itu, rumah Leo tempat perempuan bernama Leanna itu tinggal. “

“Aku tidak ingin menemui perempuan bernama Leanna itu.” Bagaimana mungkin Saira bisa menemui Leanna? Hatinya pasti akan hancur lebur ketika bertatapan dengan perempuan dimana Leo membagi cintanya.

“Kau harus menemui perempuan bernama Leanna itu dan menjelaskan semuanya, kalian bisa bercakap-cakap. Mungkin kau jadi bisa menyibak rahasia apa yang disimpan oleh Leo selama ini. Apakah kau tidak ingin tahu?”

Saira ingin tahu. Sangat ingin tahu. Dia selalu bertanya-tanya, kenapa pada awalnya Leo mengejarnya dan melamarnya, lalu berubah sikap menjadi begitu jahat.... dan kemudian setelah dia hamil, lelaki itu berubah sikap menjadi lembut kembali, seperti Leo-nya yang dulu... seakan lelaki itu ingin memperbaiki semuanya, memulai semuanya dari awal...
***

Leo menelepon mamanya dan memintanya datang ke kantor, dan karena mamanya sedang berada di dekat-dekat situ, dia bisa menemui Leo. Leo mengamati mamanya yang cantik dan tampak elegan, tentu saja. Kalau tidak bisa tampil cantik, akan sia-sia mamanya merawat diri seperti itu.

“Salah seorang pegawaiku mengatakan bahwa mama sempat mengunjungi Saira beberapa bulan yang lalu.”

Clara mengangkat alisnya mendengar pertanyaan Leo, “Kupikir kau sudah tahu itu sejak lama, kenapa kau baru menanyakannya sekarang?”

“Dulu aku tidak berpikir hal itu penting.” Leo menatap tajam ke arah Clara, “Apakah mama menemui atau berhubungan dengan Saira sesudahnya, akhir-akhir ini?”

Clara menatap Leo dengan bingung, “Aku tidak melakukannya.... aku memang berniat ingin menghubungi Saira di waktu-waktu dekat ini... tetapi belum punya waktu, kenapa kau menanyakan itu?”

Tatapan Leo masih sama tajamnya, “Apakah mama memberitahu tentang Leanna kepada Saira?”

Clara tampak terperanjat, “Tidak.. aku tidak pernah memberitahukannya.”  Dia tampak berpikir sejenak, “Tetapi aku sempat tidak sengaja menyebut nama Leanna dalam percakapan kami di kunjungan pertama.”

“Mama menyebut nama Leanna?” Leo langsung menyipitkan matanya.

“Aku tidak sengaja, aku pikir Saira mengetahui tentang Leanna, aku bertanya apakah kau sudah mengenalkannya kepada Leanna, tetapi ketika melihat ekspresi bingungnya, aku sadar bahwa Saira sama sekali tidak tahu apa-apa tentang Leanna, jadi aku mengalihkan pembicaraan dengan mulus sehingga Saira tidak curiga.” Kali ini Clara yang menatap Leo dengan tajam, “Kenapa kau merahasiakan tentang adikmu, Leo? Apakah kau malu akan keberadaannya?”

“Tidak.” Leo memalingkan muka, mamanya memang sama sekali tidak tahu tentang rencana balas dendamnya, semuanya dia rahasiakan. Tetapi Leo lelah menanggung rahasia, dia memutuskan untuk menceritakan semuanya.

“Dia adalah putri dari Sarah, aku tahu nama itu punya arti untuk mama.”

Clara terperangah, wajahnya memucat. “Maksudmu Sarah yang itu?” Ya. Leo benar, nama Sarah sangat berarti baginya, Sarah adalah perempuan yang sangat dicintai oleh suaminya. Amat sangat cinta dan perempuan itu tidak pernah lepas dari pikiran suaminya. Hal itu sebenarnya tidak mengganggu Clara, karena dia juga tidak mencintai suaminya, pernikahan mereka adalah karena perjodohan dan Clara sendiripun memiliki kekasih sendiri... seorang kekasih yang pada akhirnya menanamkan benih di tubuhnya.... membuahkan anak kembar, Leo dan Leanna.

“Jadi apa maksudmu menikahi Saira? Untuk membalas dendam demi Leanna?”

Leo menganggukkan kepalanya, “Itu yang ingin kulakukan pada awalnya, keberadaan Saira membuat Leanna menderita, karena ayah sama sekali tidak pernah menoleh kepadanya dan hanya terpusat kepada Saira. Hal itulah yang membuat Leanna menderita dan menghancurkannya hingga kondisinya seperti itu.”

“Itu bukan sepenuhnya kesalahan Saira.” Clara tampak sedih. “Aku menduga, kau pasti sudah tahu tentang test DNA itu, yang menyatakan bahwa kalian bukanlah anak kandung ayah kalian.” Clara menghela napas panjang, “Kami berdua menikah bukan atas nama cinta, itu bisa dikatakan perkawinan bisnis keluarga kami, kami sama-sama tidak bisa lepas dari cinta masa lalu kami, terutama aku... hubunganku dengan kekasihku sudah jauh dan aku mengandung kalian, semula aku tidak mengaku kepada ayah kalian, karena kupkir aku tidak akan ketahuan, apalagi usia kandunganku pas dengan usia perkawinanku. Tetapi ternyata setelah kalian lahir, ayah kalian menyimpan rasa curiga yang ditahannya. Karena dari garis keluarga kami, tidak pernah ada anak kembar. Kau pasti tahu kalau kembar alami itu diturunkan secara genetika.... dan itu berasal dari ayah kandungmu. Diam-diam ayahmu melakukan test DNA dan mengetahui bahwa dia bukan ayah kandung kalian, dia marah besar, menganggapku tidak menghormati perkawinan ini, sementara dari sisi dirinya, dia rela meninggalkan Sarah kekasih yang sangat dicintainya demi menghormati perkawinannya denganku. Aku sangat menyesal, kau tahu, apalagi kemudian ayah kandung kalian ternyata lelaki brengsek yang hanya memanfaatkan tubuh dan uangku. Aku berusaha memperbaiki semuanya, karena toh kami tidak bisa bercerai, ayahmu seorang pejabat yang cukup terkenal dan perceraian bisa merusak reputasinya.... Sayangnya ayahmu kemudian melampiaskan kekecewaannya kepada kalian berdua, dia tidak bisa menutupi kebenciannya kepada kalian berdua.” Clara menghela napas, “Pada akhirnya dia bertemu lagi dengan Sarah dan menjalin hubungan singkat yang membuahkan Saira, aku mengetahui itu semua tetapi aku tidak bisa berbuat apa-apa.... tetapi Sarah kemudian meninggalkan ayahmu dan memilih memulai hidup dengan lelaki lain yang bisa menerimanya bersama Saira, membuat ayahmu menderita karena patah hati. Ayahmu tidak pernah bisa membuka hatinya untukku... dia hanya mencintai Sarah sampai mati.”

Leo termenung mendengarkan penjelasan Clara, baru kali ini dia punya kesempatan untuk menanyakan semua kepada Clara dan mendengarkan kisah dari sisi mamanya. Selama ini mamanya lebih sering berada di luar negeri dari pada di rumah. Leo sebenarnya sudah menyelidiki keberadaan ayah kandungnya, dan menemukan bahwa lelaki itu sudah meninggal.

“Leanna..... dia terlalu memuja ayahmu entah kenapa padahal ayahmu sama sekali tidak menunjukkan perhatian kepadanya..dan hal itu mengganggu ayahmu, kami pernah membawa Leanna ke psikiater di waktu kecil dan kata psikiater dia mungkin menderita “oedipus complex” atau karena dalam kasus Leanna dia terlalu memuja ayahnya, maka psikiater menyebutnya “father complex”

“Apa itu?” Leo tentu saja pernah mendengarnya, tetapi dia masih tidak yakin.

Clara menghela napas, “Kau tahu kisah oedipus dalam mitologi? Dia jatuh cinta kepada ibunya sendiri.... kasus hampir sama terjadi kepada Leanna, dia menderita gangguan psikologi sehingga memuja dan terobsesi kepada ayahnya....”

“Leanna tidak mungkin sakit jiwa!” Leo menyangkal dengan keras, “Dia memuja ayah karena ayah sama sekali tidak pernah memperhatikannya, dia hanya seorang anak yang haus kasih sayang orang tua!”

Clara mengusap lengannya dengan lelah, “Tetapi itu yang dikatakan psikiaternya... dan memang itu semua juga karena kesalahan ayahmu, perlakuan buruk ayahmu kepada Leanna membuatnya tertekan dan pada akhirnya menumbuhkan penyimpangan pemikiran seperti itu... kami sudah berusaha menyembuhkannya dengan terapi-terapi.. tetapi tetap tidak berhasil.” Clara menatap Leo dengan sedih, “Apa yang terjadi kepada Leanna, itu bukan hanya kesalahan Saira, Leo. Kau tidak bisa menimpakan semua ini kepada Saira. Dia hanya seorang anak yang tidak tahu apa-apa.”

Leo mengernyit dengan pedih. Selama ini dia menimpakan semua kesalahan kepada Saira. Dan hal itu lebih untuk melindungi dirinya sendiri karena dia sendiri menyimpan rasa bersalahnya... Leanna waktu itu bunuh diri karena dia berkata kepada Leanna, bahwa sampai matipun Leanna tidak akan bisa mendapatkan cinta ayahnya. Kalau memang Leanna menderita ‘father complex’ Hal itu pasti akan membuatnya terguncang luar biasa. Karena cinta dari sang ayah adalah pusat hidup sang penderita. Sekarang Leo mengerti kenapa Leanna bisa senekad itu melakukan tindakan bunuh diri.

Tetapi siapa yang mengatakan kepada Saira informasi tentang Leanna? Apalagi informasi itu sangat spesifik...  Itu masih menjadi pertanyaan untuknya, karena jelas-jelas mamanya tidak memberikan informasi kepada Saira.

Jadi siapa?

“Aku dengar peristiwa kebakaran itu...aku membacanya di berita, pertama kali aku tidak tahu bahwa itu adalah rumah kaca milik Saira.... tetapi kemudian namanya tertulis di berita...”

“Ya, itu rumah kaca milik Saira, dia menjalankan bisnisnya dengan seorang temannya, tetangganya.”

“Ah ya. Andre pria yang baik dan ramah.”

Leo langsung tersentak dari duduknya,

“Mama mengenal Andre?”

“Tentu saja. Lho memangnya kau tidak kenal? Andre kan pengurus taman untuk rumahmu yang ditempati oleh Leanna, mama beberapa kali bertemu dengannya ketika menengok Leanna.”

Leo menatap mamanya dengan kaget. Andre mengetahui tentang rumahnya dan Leanna? Dia pasti mengetahui tentang Leo juga bukan? Tetapi kenapa lelaki itu tidak mengatakan apa-apa? Sementara itu Leo bahkan tidak tahu bahwa Andre menangani taman rumahnya.... selama ini para asistennya yang mengurus hal-hal seperti itu seperti perawatan dan pemeliharaan rumahnya...

Leo hendak meraih teleponnya dan menanyakan perihal Andre kepada salah seorang asistennya, ketika ponselnya tiba-tiba berbunyi.

“Halo?” Leo mengerutkan keningnya ketika mengetahui bahwa supirnya yang menelepon. Dia menugaskan supirnya untuk menjaga dan mengawasi Saira ketika keluar rumah, dan selama ini supirnya tidak pernah menelepon.

“Saya kehilangan nyonya Saira, Tuan Leo.”

“Apa?” Leo hampir berteriak mendengar kata-kata supirnya, “Bagaimana bisa?”

Supirnya itu tampak gugup, “Nyonya Saira meminta saya meninggalkannya di sebuah cafe dan saya pergi untuk makan siang. Ketika saya kembali nona Saira sudah tidak ada. Kata pelayan cafe dia pergi dengan Andre...”
***

“Kau baik-baik saja Andre?” Saira menoleh dan menatap Andre yang sedang menyetir dengan cemas, dia mengawasi Andre daritadi dan lelaki itu tampak tegang, tak ada senyum di wajahnya seperti biasa.

Andre menoleh menatap Saira, tatapannya tampak nyalang, “Aku tidak apa-apa Saira.” Lelaki itu tersenyum, tetapi lebih tampak sebagai seringai.

Saira tiba-tiba merasa agak cemas, apakah Andre baik-baik saja? Kenapa lelaki itu tampak berbeda?

Sumber :

0 komentar:

Posting Komentar

 

De_windows © 2008. Template Design By: SkinCorner