Perjodohanku
Tentang masa lalu
2 tahun sejak aku mulai bekerja di sebuah perusahaan
swasta dan 2 tahun sejak aku ditinggalkan, menyandang status single. Vinie namaku, 2 tahun lalu aku lulus dari
sebuah universitas swasta di Jakarta, dan 2 tahun lalu pula aku ditinggalkan
oleh seorang pria yang telah lama mengisi hari-hariku. Sangat berat rasanya
harus melewati masa-masa itu, masa dimana aku marah terhadap diriku sendiri dan
pria itu. Bukan karena dia yang meninggalkan aku, lantas aku jadi marah, tapi
karena aku terlalu menyayanginya dan mempercayai masa depanku padanya. Janji
untuk bersama dan menuju jenjang pernikahan sudah menjadi pembicaraan diantara
kami. Mungkin emosi dan ego yang masih terlalu tinggi diantara kami yang
membuat kami sulit bertahan dalam hubungan serius, walaupun jauh didalam hatiku
aku merasakan bahwa perasaan nya telah berpaling untuk orang lain.
Keributan yang terjadi di akhir masa-masa hubungan
kami membuat kami sulit saling memaafkan apalagi memahami. Kami pun berpisah,
dan tidak lama setelahnya aku terus mengemis dan memohon agar dia kembali,
tetapi saat itu jalinan kasih baru telah ia jalin bersama seorang wanita. Aku
terus berusaha meminta maaf padanya dan berharap ada kesempatan untuk
memperbaiki semuanya, dari awal, tetapi bukan sebuah harapan yang aku dapatkan,
melainkan sebuah kenyataan, kenyataan yang tidak sesuai harapanku.
Dia sudah menjalin kisah baru untuk kedua kalinya
sejak meninggalkan ku, sejak aku tahu hal ini aku mulai menutup hatiku, dan
berusaha menghapus bayangannya dari pikiranku. Aku berhenti memohon padanya
akan sebuah kesempatan, dan mulai menjauh dari semua tentangnya. Aku tahu ia
bahkan sudah membicarakan rencana menikah dengan kekasihnya saat itu, rencana
yang pernah menjadi rencana kami. Aku tahu rasanya menjadi seorang gadis yang
telah dijanjikan sebuah janji manis namun dibuang begitu saja, dan akupun tak
mau gadis itu merasakan hal yang sama sepertiku, maka aku menjauh dari nya,
menutup telinga dan mataku untuk semua hal dan kejadian tentang dirinya.
Aku mulai bekerja,
mengisi waktu dan pikiranku agar tak terus tenggelam dalam penyesalan. Aku
mencari berbagai kegiatan untuk mengisi akhir minggu. Aku mulai banyak
menghabiskan waktu dirumah, membaca buku, menonton film, terkadang memasak, dan
kadang jalan bersama teman-teman kuliahku dulu. Tanpa aku sadari, aku jauh dari
yang namanya pria, aku mulai tidak suka bergaul dan terlalu akrab dengan pria,
teman-teman yang ajakannya aku terima hampir semuanya wanita, kecuali
teman-teman wanita ku itu juga mengajak teman-teman prianya. Aku masih normal,
aku tidak merasa suka terhadap wanita, hanya saja, aku agak takut dan tidak
percaya pada pria. Hal ini terus berlangsung sampai kedua orang tua ku cemas,
di usia ku saat ini aku masih belum memiliki teman pria yang dikenalkan pada
mereka.
0 komentar:
Posting Komentar